Asean gagas sertifikasi kopi berasal dari produsen
13 Juni 2012
Admin Website
Artikel
4900
DENPASAR. Sebanyak 120 delegasi dari 6 negara penghasil kopi dunia yang
tergabung dalam Asean (Association of Southeast Asian Nations)
merumuskan tindakan global terkait prospek industri kopi serta manfaat
sertifikasi kopi.
Ketua Umum Gabungan Eksportir Kopi Indonesia Hutama Sugandhi mengatakan
usulan sertifikasi tindakan global ini perlu segera dirumuskan untuk
tidak memberatkan produsen kopi di Indonesia yang rata-rata petani
kecil.
Saat ini standar sertifikasi yang diterapkan negara konsumen harus
disesuaikan dengan negara produsen. "Sebagai negara produsen, seharusnya
sertifikasi kopi bukan hanya dilihat dari sisi konsumen, yang notabene
negara maju," katanya hari ini Selasa (12/6).
Jadi, lanjutnya, poin atau syarat untuk mendapat sertifikasi bukan
berasal dari negara konsumen, namun lebih diharapkan dari negara
produsen, seperti Vietnam dan Indonesia. Malaysia sebagai Negara
konsumen, juga datang datang dalam agenda ini dalam rangka memberikan
masukan terkait sertifikasi.
Selama ini, katanya, untuk memperoleh sertifikasi kopi negara produsen
harus menyepakati terlebih dulu poin sertifikasi dari negara konsumen. "Untuk itu, kita akan merumuskan poin sertifikasi dari negara produsen
untuk kemudian disosialisasikan ke negara konsumen."
Selain biaya yang terlalu mahal, President Coffee Club of Asean
Moenardji Soedargo mengatakan kendala yang dihadapi adalah syarat
pemakaian bahan kimia seperti pupuk serta isu lingkungan. Sebenarnya,
isu itu sudah mampu ditepis saat syarat sertifikasi itu datang dari
negara produsen.
Secara regional ASEAN, akan lebih kuat jika dibanding usulan itu muncul
dari tiap-tiap negara produsen. Diharapkan, capaian kesepakatan
persyaratan ini mampu diterima oleh negara konsumen. "Dengan diterimanya
sertifikasi dari negara produsen itu nilai tambah dari kopi juga akan
naik."
DIKUTIP DARI BISNIS INDONESIA, SELASA, 12 JUNI 2012
DIKUTIP DARI BISNIS INDONESIA, SELASA, 12 JUNI 2012