Disbun Berau Upayakan Peningkatan Kualitas Biji Kakao
06 Juni 2014
Admin Website
Berita Daerah
4686
TANJUNG REDEB. Pemerintah Kabupaten Berau melalui
Dinas Perkebunan (Disbun) terus mendorong pembangunan perkebunan rakyat.
Berbagai komoditi perkebunan yang dikelola secara swadaya terus
mengalami peningkatan.
Seperti karet, kelapa dalam, lada, maupun kakao yang luasan tanam dan
produksinya juga terus mengalami peningkatan. Selain mendorong capaian
produksi secara kuantitas, Disbun juga memberikan dukungan kepada petani
untuk meningkatkan kualitas mutu hasil perkebunan. Sehingga memiliki
nilai jual yang tinggi.
Dikatakan Kepala Dinas Perkebunan, Basri Sahrin, kepada media ini,
Kamis (5/6) kemarin, pada tahun 2014 ini instansinya akan kembali
memberikan bantuan sarana dan prasarana perkebunan kepada kelompok
petani, khususnya pembudidaya buah kakao. Bantuan yang diberikan berupa
lantai jemur biji kakao kepada tiga kelompok di tiga kecamatan sentra
produksi kakao, yaitu di Kampung Maluang Kecamatan Gunung Tabur,
Kampung Tubaan di Kecamatan Tabalar dan Kampung Biatan Ilir di Kecamatan
Biatan.
Tahun sebelumnya bantuan serupa juga sudah disalurkan ke beberapa
kecamatan lain. "Lantai jemur ini sangat penting, karena kualitas biji
kakao akan lebih baik dibanding penjemuran yang dilakukan langsung di
atas terpal di tanah yang dilakukan masyarakat selama ini," jelasnya.
Produksi kakao di Kabupaten Berau pada akhir 2013 lalu mencapai 2.500
ton dengan luasan yang ada saat ini lebih dari 4.000 ton. Pemberian
bantuan sarana dan prasarana pertanian ini, dikatakan Basri, juga
sebagai bentuk motivasi kepada masyarakat pekebun untuk terus
mempertahankan luasan perkebunan kakao maupun memacu pertumbuhan.
Sehingga hasil panen yang lebih maksimalkan lagi. "Kakao di Berau ini
diakui pembeli dari luar memiliki kualitas yang sangat baik. Sehingga
kualitas mutu ini yang terus kita jaga," ungkapnya.
Produksi buah kakao, dikatakan Basri, juga tidak sulit dalam
pemasaran. Karena pekebun tidak lagi harus membawa hasil panen ke luar
daerah. Namun hasil yang bagus menjadikan hasil kakao Berau menjadi
rebutan.
Sehingga para pengumpul datang sendiri ke sentra-sentra perkebunan
kakao di beberapa kecamatan. Baik di wilayah pedalaman maupun pesisir
Bumi Batiwakkal. "Jadi kalau pemasaran tidak sulit, pembelinya yang
datang sendiri langsung ke lokasi kebun," tandasnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, JUAT, 6 JUNI 2014
DIKUTIP DARI KALTIM POST, JUAT, 6 JUNI 2014