Disbun Latih Petani Kakao di Berau
03 Mei 2013
Admin Website
Berita Kedinasan
4667
SAMARINDA.
Dalam upaya memberikan pengetahuan praktis kepada petani Kakao, maka Dinas
Perkebunan (Disbun) Kaltim melalui Bidang Perlindungan kembali melaksanakan
Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) untuk petani kakao murni di Kabupaten
Berau, Rabu (01/05) kemarin.
"Pelatihan ini bertujuan untuk membentuk petani-petani Kakao yang andal serta memiliki kemampuan dan penguasaan pengetahuan lebih mengenai teknik dan tatacara mulai dari pemilihan bibit kakao yang unggul, pengolahan tanah, perawatan tanaman dan buah, pemangkasan maupun penyemprotan hama," ujar Kepala Bidang Perlindungan Disbun Kaltim Yus Alwi Rahman.
Selain itu, menurutnya, SL-PHT ini lebih difokuskan pada cara-cara atau upaya pengendalian hama dan penyakit. Disadari, penurunan produksi kakao selama ini diakibatkan adanya gangguan organisme pengganggu sedangkan upaya pengendalian hama sangat sulit.
Namun begitu, melalui SL-PHT diharapkan sedikit banyaknya akan membantu petani dalam mengelola kebun ke arah yang lebih intensif lagi. Dengan demikian, hasil yang diperoleh pun meningkat dibandingkan dengan sebelum mengikuti pelatihan ini.
"Banyak keuntungan yang bisa didapat dari mengikuti program ini, sehingga diharapkan agar Disbun Berau turut mempertahankan program ini bahkan diperluas dan ditingkatkan. Karena begitu besar manfaatnya, terutama untuk mencapai kesejahteraan petani," harap Yus Alwi.
Sekolah Lapang Pengendali Hama Terpadu dilaksanakan selama empat bulan atau kurang lebih 16 kali pertemuan dan diikuti 100 orang petani dari 4 kelompok tani di kampung Maluang, Tumbit Dayak, Labanan Makarti dan Biatan Ilir, Berau. (rey)
"Pelatihan ini bertujuan untuk membentuk petani-petani Kakao yang andal serta memiliki kemampuan dan penguasaan pengetahuan lebih mengenai teknik dan tatacara mulai dari pemilihan bibit kakao yang unggul, pengolahan tanah, perawatan tanaman dan buah, pemangkasan maupun penyemprotan hama," ujar Kepala Bidang Perlindungan Disbun Kaltim Yus Alwi Rahman.
Selain itu, menurutnya, SL-PHT ini lebih difokuskan pada cara-cara atau upaya pengendalian hama dan penyakit. Disadari, penurunan produksi kakao selama ini diakibatkan adanya gangguan organisme pengganggu sedangkan upaya pengendalian hama sangat sulit.
Namun begitu, melalui SL-PHT diharapkan sedikit banyaknya akan membantu petani dalam mengelola kebun ke arah yang lebih intensif lagi. Dengan demikian, hasil yang diperoleh pun meningkat dibandingkan dengan sebelum mengikuti pelatihan ini.
"Banyak keuntungan yang bisa didapat dari mengikuti program ini, sehingga diharapkan agar Disbun Berau turut mempertahankan program ini bahkan diperluas dan ditingkatkan. Karena begitu besar manfaatnya, terutama untuk mencapai kesejahteraan petani," harap Yus Alwi.
Sekolah Lapang Pengendali Hama Terpadu dilaksanakan selama empat bulan atau kurang lebih 16 kali pertemuan dan diikuti 100 orang petani dari 4 kelompok tani di kampung Maluang, Tumbit Dayak, Labanan Makarti dan Biatan Ilir, Berau. (rey)
SUMBER ; BIDANG PERLINDUNGAN