DPRD dan Disbuntanakan Setuju Stabilkan Harga Karet Petani
14 Februari 2014
Admin Website
Berita Daerah
5092
SENDAWAR. Usulan Asosiasi Pembeli Karet Kutai
Barat agar disediakan dana abadi dari pemerintah sebesar Rp 2 miliar
untuk menstabilkan harga karet yang kerap fluktuatif ditanggapi positif
DPRD dan Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Perikanan dan Peternakan
(Disbuntanakan) Kubar.
"Baik itu, tinggal diajukan kepada Pemkab Kubar, apa dana itu berupa
hibah atau penyertaan modal. Bagaimana baiknya yang penting sangat
bermanfaat bagi petani," kata Ketua Badan Legislasi DPRD Kubar HM Abdul.
Di sinilah, kata pria yang juga ketua DPD Partai Amanat Nasional
Kubar, peran pemerintah untuk melindungi petani agar tata kelola karet
benar-benar berpihak kepada petani. Di samping itu, kebijakan ini
dimaksudkan agar harga karet tidak dimainkan para broker.
Secara terpisah, Wakil Ketua DPRD Kubar HM Zainuddin Thaib juga
sependapat perlunya dana abadi tersebut. Hanya saja bisa dialokasikan,
selama pertanggungjawabannya jelas dan keuntungannya masuk ke pendapatan
asli daerah (PAD). "Di sisi lain, cara ini sangat menolong petani karet
kita," terangnya.
Ketua DPD Partai Golkar Kubar ini juga menyarankan agar Asosiasi
Pembeli Karet Kubar mengusulkan dalam bentuk penyertaan modal dan harus
berbadan hukum seperti koperasi atau perusahaan daerah yang
mengelolanya.
Secara terpisah, Kepala Disbuntanakan Kubar Arifin Nanang menyatakan
sangat setuju terhadap upaya membantu usaha petani, khususnya modal
talangan saat harga karet anjlok. "Kami setuju selama ini ada induk
koperasi, saya kira bisa bekerja karena kalau untuk modal gabungan
koperasi bisa mengatasi. Sedangkan untuk pascapanen kewenangan lebih
kepada Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kubar,"
terang Arifin Nanang.
Diwartakan sebelumnya, petani karet di Kubar resah terhadap
fluktuatifnya harga jual getah karet. Saat ini harga karet Rp 6 ribu per
kilogram. Dua minggu sebelumnya Rp 8 ribu per kilogram. Ketua Asosiasi
Pembeli Karet Kubar Rinatang mengungkapkan untuk mengatasi masalah ini
diperlukan dana abadi Rp 2 miliar yang akan digunakan untuk membeli
karet petani jika harga anjlok.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 11 FEBRUARI 2014
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 11 FEBRUARI 2014