Ekspor CPO 2010 Naik Sedikit
26 Januari 2011
Admin Website
Artikel
4669
JAKARTA--MICOM: Volume ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO)
Indonesia naik tipis sebesar 127.498 ton atau menjadi 15,6 juta ton
sepanjang 2010 dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 15,5 juta ton.
Pertumbuhan ekspor CPO nasional didorong kenaikan jumlah pembelian oleh tiga konsumen utama, yakni India, China, dan Uni Eropa.
"Pada 2010, jumlah ekspor CPO dan produk turunannya ke India sebanyak 5,7 juta ton atau meningkat dari 2009 yang sebesar 5,6 juta ton. India lebih banyak mengimpor CPO hingga 4,4 juta ton, disusul RBD Olein sebanyak 861.944 ton, crude olein berjumlah 135.002 ton, palm fatty acid distillate (PFAD) sebesar 95.631 ton, RBD palm oil (PO) berjumlah 63.012 ton, RBD stearin sebanyak 74.120 ton, dan crude stearin berjumlah 11.000 ton," ujar Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan di Jakarta, Selasa (25/1).
Nilai ekspor CPO dan produk turunannya sekitar US$16,4 miliar pada 2010 atau naik dari 2009 yang sebesar US$10 miliar. Dari kuartal I hingga kuartal IV 2010, nilai perdagangan ekspor terus meningkat tajam karena didorong tingginya harga CPO.
"Di kuartal I, nilai ekspor CPO sebesar US$2,66 miliar selanjutnya bertambah menjadi US$3,04 miliar di kuartal II. Pada kuartal III 2010, nilai ekspor sebesar US$4,46 miliar yang kian melonjak tajam menjadi sekitar US$6,32 miliar di kuartal IV," paparnya.
Negara-negara Uni Eropa meningkatkan jumlah pembelian CPO dan produk turunannya dari Indonesia berjumlah 3,7 juta ton. "Seperti halnya India, Uni Eropa lebih banyak membeli CPO sebanyak 2.5 juta ton, RBD stearin sebanyak 426.673 ton, RBD PO berjumlah 314.364 ton, RBD olein sebesar 293.437 ton, PFAD berjumlah 148.069 ton, crude olein sebanyak 8.000 ton dan crude stearin sebesar 700 ton," paparnya.
Pertumbuhan ekspor CPO nasional didorong kenaikan jumlah pembelian oleh tiga konsumen utama, yakni India, China, dan Uni Eropa.
"Pada 2010, jumlah ekspor CPO dan produk turunannya ke India sebanyak 5,7 juta ton atau meningkat dari 2009 yang sebesar 5,6 juta ton. India lebih banyak mengimpor CPO hingga 4,4 juta ton, disusul RBD Olein sebanyak 861.944 ton, crude olein berjumlah 135.002 ton, palm fatty acid distillate (PFAD) sebesar 95.631 ton, RBD palm oil (PO) berjumlah 63.012 ton, RBD stearin sebanyak 74.120 ton, dan crude stearin berjumlah 11.000 ton," ujar Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan di Jakarta, Selasa (25/1).
Nilai ekspor CPO dan produk turunannya sekitar US$16,4 miliar pada 2010 atau naik dari 2009 yang sebesar US$10 miliar. Dari kuartal I hingga kuartal IV 2010, nilai perdagangan ekspor terus meningkat tajam karena didorong tingginya harga CPO.
"Di kuartal I, nilai ekspor CPO sebesar US$2,66 miliar selanjutnya bertambah menjadi US$3,04 miliar di kuartal II. Pada kuartal III 2010, nilai ekspor sebesar US$4,46 miliar yang kian melonjak tajam menjadi sekitar US$6,32 miliar di kuartal IV," paparnya.
Negara-negara Uni Eropa meningkatkan jumlah pembelian CPO dan produk turunannya dari Indonesia berjumlah 3,7 juta ton. "Seperti halnya India, Uni Eropa lebih banyak membeli CPO sebanyak 2.5 juta ton, RBD stearin sebanyak 426.673 ton, RBD PO berjumlah 314.364 ton, RBD olein sebesar 293.437 ton, PFAD berjumlah 148.069 ton, crude olein sebanyak 8.000 ton dan crude stearin sebesar 700 ton," paparnya.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, RABU, 26 JANUARI 2010