(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Etnawati : Waspadai Serangan Penyakit Tanaman

09 Agustus 2012 Admin Website Artikel 5064

SAMARINDA. Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim menghimbau kepada para petani di Kaltim untuk mewaspadai serangan penyakit pada tanaman perkebunan, khususnya kelapa sawit dan kelapa.

"Kelapa sawit dan kelapa merupakan komoditas unggulan perkebunan di Kaltim dan banyak memberikan kontribusi besar kepada pendapatan petaninya, namun perlu diwaspadai serangan penyakit yang menyerang tanaman tersebut", ungkap Kepala Disbun Kaltim, Ir. Etnawati dalam sambutannya pada acara Pertemuan dan Sosialisasi Pengendalian Penyakit Busuk Pangkal Batang (ganoderma), Pengendalian Penyakit Layu Kalimantan (lethal yellowing) pada tanaman kelapa sawit dan kelapa, serta Pengembangan Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit (Elaeidobius,k) bagi perkebunan besar swasta dan perkebunan rakyat, di hotel Kutai Permai, Sangatta, Selasa (7/8) kemarin.

Menurutnya, penyakit layu kalimantan disebabkan oleh Phtyoplasma dan busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Ganoderma, merupakan berbahaya pada tanaman kelapa sawit dan kelapa yang dapat mengakibatkan kematian tanaman, sehingga mempengaruhi turunnya hasil produksi.

Oleh karena itu, pihaknya melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan (UPTD-P2P) menyelenggarakan kegiatan tersebut bekerjasama dengan Disbun Kabupaten Kutai Timur, dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan serta keterampilan pengendalian penyakit tersebut kepada 150 peserta yang terdiri dari Dinas Perkebunan Kabupaten Kota Se Kaltim,  perkebunan besar swasta, asosiasi petani kelapa sawit, asosiasi petani kelapa, perguruan tinggi dan petugas lapangan.

Ditambahkannya, target satu juta hektar kelapa sawit di Kaltim hampir terpenuhi. Hingga Semester I Tahun 2012 telah mencapai 859.533 Ha. Seiring dengan penambahan luas areal, peningkatan produksi kelapa sawit juga menjadi tolok ukur keberhasil pengembangan komoditas ini.

Namun produksi kelapa sawit ditentukan antara lain oleh sukses tidaknya proses penyerbukan. Proses penyerbukan pada tanaman kelapa sawit juga memerlukan perantara, salah satunya serangga elaeidobius kamerunicus.

"Dengan adanya bantuan proses penyerbukan oleh serangga ini, nilai tandan buah segar (TBS) dapat meningkat hingga 75 persen. Hal ini disebabkan karena serangga penyerbuk ini mampu menjangkau buah bagian dalam sehingga proses penyerbukan bunga pada tandan sebelah dalam dapat terjadi. Tentu hasilnya cukup memuaskan", terang Etnawati.

Turut hadir sebagai narasumber dari Disbun Kaltim, peneliti atau pakar Hama Penyakit Kelapa Sawit dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, DR. Agus Susanto dan Peneliti Hama dan Penyakit Kelapa dari BALITKA Manado D.Ir.Arie Lolang, MS. (rey)

SUMBER : UPTD PENGEMBANGAN PERLINDUNGAN TANAMAN PERKEBUNAN

Artikel Terkait