Gubernur: Investor Diberikan Kemudahan dan Pelayanan Terbaik
09 Desember 2013
Admin Website
Berita Daerah
4585
SAMARINDA. Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengatakan Kaltim
bersama empat provinsi lainnya di Pulau Kalimantan memiliki tugas besar
untuk mewujudkan pulau ini sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil
tambang dan lumbung energi nasional.
"Kalimantan ini adalah pulau harapan Indonesia di masa mendatang. Saat ini kita berusaha membangun konektivitas tidak hanya se Kaltim dan Kaltara. Hal itu juga didukung dengan pengembangan beberapa simpul industri, berupa migas, batu bara, kelapa sawit, baja dan bauksit yang tersebar di sejumlah daerah di Kalimantan," kata Awang Faroek pada pertemuan dengan calon investor di ruang Tepian I Kantor Gubernur Kaltim, Jum’at (6/12).
Awang Faroek menjelaskan Kaltim sebagai salah satu provinsi di Kalimantan sudah barang tentu berusaha untuk mewujudkan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Koridor Kalimantan. Hal itu bisa dilihat dari upaya Kaltim untuk mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Maloy, Kutai Timur.
"Maloy Trans Kalimantan Economic Zone (MTKEZ) merupakan kawasan industri yang terintegrasi yang didalamnya terdapat industri pertanian, oleochemical, batu bara, aluminium dan lainnya. Kawasan ini sudah mendapatkan pertujuan Presiden untuk menjadi KEK di wilayah timur Indonesia," jelasnya.
Selain itu, Kaltim juga memiliki sejumlah peluang dan potensi investasi di berbagai sektor. Sebagai contoh di sektor peternakan. Dengan banyaknya lahan eks tambang dan program integrasi sapi dan kelapa sawit, target swasembada daging sapi bisa segera diwujudkan.
"Target kita bukan lagi satu juta ekor sapi, melainkan dua juta ekor sapi. Kita punya lahan yang cukup luas, saya optimis target tersebut dapat tercapai, termasuk target swasembada daging sapi," ucapnya.
Demikian halnya untuk sektor perikanan, Awang Faroek menyebut saat ini Kaltim sudah mampu swasembada ikan, baik untuk perikanan laut maupun darat. Namun, diakui, masih kurang untuk sub sektor perikanan tangkap.
"Jika ada pengusaha yang mau berinvestasi pada sektor-sektor tersebut, kita akan menerima dengan sepenuh hati. Tentunya disertai dengan pelayanan proses perijinan yang cepat dan mudah," sebutnya.
Disamping target tersebut, Awang Faroek juga menilai perlu digelarnya pertemuan antara stakeholder untuk setiap sektor. Jika sebelumnya telah digelar rembuk pendidikan, dan sebentar lagi akan digelar rembuk kesehatan, dirinya menginginkan digelarnya rembuk pangan.
"Untuk pangan dan sektor lainnya, semua target bisa tercapai dengan kerja bersama. Dalam lima tahun kedepan harus mencapai target dan semua SKPD harus kerja keras, Kaltim tidak bisa dibangun secara perseorangan, melainkan harus dengan kerja bersama. Selama lima tahun terakhir pembangunan Kaltim sudah bagus. Tinggal mempertahankan dan membuat Kaltim lebih maju. Makanya target saya adalah Kaltim Maju 2018," pungkasnya.
Turut hadir pada kesempatan itu, Kepala BPPMD Didi Rusdiansyah, Kepala Dinas Perkebunan Hj Etnawati, Kepala Dinas Peternakan Dadang Sudarya, Sekretaris Bappeda H Nazrin dan Kepala Biro Ekonomi Setprov Kaltim H Abu Helmi. (her/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
"Kalimantan ini adalah pulau harapan Indonesia di masa mendatang. Saat ini kita berusaha membangun konektivitas tidak hanya se Kaltim dan Kaltara. Hal itu juga didukung dengan pengembangan beberapa simpul industri, berupa migas, batu bara, kelapa sawit, baja dan bauksit yang tersebar di sejumlah daerah di Kalimantan," kata Awang Faroek pada pertemuan dengan calon investor di ruang Tepian I Kantor Gubernur Kaltim, Jum’at (6/12).
Awang Faroek menjelaskan Kaltim sebagai salah satu provinsi di Kalimantan sudah barang tentu berusaha untuk mewujudkan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Koridor Kalimantan. Hal itu bisa dilihat dari upaya Kaltim untuk mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Maloy, Kutai Timur.
"Maloy Trans Kalimantan Economic Zone (MTKEZ) merupakan kawasan industri yang terintegrasi yang didalamnya terdapat industri pertanian, oleochemical, batu bara, aluminium dan lainnya. Kawasan ini sudah mendapatkan pertujuan Presiden untuk menjadi KEK di wilayah timur Indonesia," jelasnya.
Selain itu, Kaltim juga memiliki sejumlah peluang dan potensi investasi di berbagai sektor. Sebagai contoh di sektor peternakan. Dengan banyaknya lahan eks tambang dan program integrasi sapi dan kelapa sawit, target swasembada daging sapi bisa segera diwujudkan.
"Target kita bukan lagi satu juta ekor sapi, melainkan dua juta ekor sapi. Kita punya lahan yang cukup luas, saya optimis target tersebut dapat tercapai, termasuk target swasembada daging sapi," ucapnya.
Demikian halnya untuk sektor perikanan, Awang Faroek menyebut saat ini Kaltim sudah mampu swasembada ikan, baik untuk perikanan laut maupun darat. Namun, diakui, masih kurang untuk sub sektor perikanan tangkap.
"Jika ada pengusaha yang mau berinvestasi pada sektor-sektor tersebut, kita akan menerima dengan sepenuh hati. Tentunya disertai dengan pelayanan proses perijinan yang cepat dan mudah," sebutnya.
Disamping target tersebut, Awang Faroek juga menilai perlu digelarnya pertemuan antara stakeholder untuk setiap sektor. Jika sebelumnya telah digelar rembuk pendidikan, dan sebentar lagi akan digelar rembuk kesehatan, dirinya menginginkan digelarnya rembuk pangan.
"Untuk pangan dan sektor lainnya, semua target bisa tercapai dengan kerja bersama. Dalam lima tahun kedepan harus mencapai target dan semua SKPD harus kerja keras, Kaltim tidak bisa dibangun secara perseorangan, melainkan harus dengan kerja bersama. Selama lima tahun terakhir pembangunan Kaltim sudah bagus. Tinggal mempertahankan dan membuat Kaltim lebih maju. Makanya target saya adalah Kaltim Maju 2018," pungkasnya.
Turut hadir pada kesempatan itu, Kepala BPPMD Didi Rusdiansyah, Kepala Dinas Perkebunan Hj Etnawati, Kepala Dinas Peternakan Dadang Sudarya, Sekretaris Bappeda H Nazrin dan Kepala Biro Ekonomi Setprov Kaltim H Abu Helmi. (her/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM