Gubernur: Maloy untuk Kesejahteraan Rakyat
25 Juni 2015
Admin Website
Berita Daerah
4575
SAMARINDA. Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy
Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) di Maloy, Kabupaten Kutai Timur
sangat diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat Kaltim,
khususnya Kutai Timur.
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengatakan, pembangunan kawasan ekonomi khusus ini juga diyakininya akan berdampak luas pada pembangunan kabupaten/kota lainnya. Maloy akan menjadi pusat pengembangan klaster industri berbasis oleochemical dan pengolahan hasil tambang berskala internasional dalam rangka meningkatkan nilai tambah, menciptakan lapangan kerja dan peluang bisnis serta menyediakan kawasan industri yang berdaya saing tinggi.
"Untuk mendukung pengembangan kawasan ini, maka pembangunan infrastruktur mulai dari jalan, laut serta udara harus terkoneksi ke kawasan ini," kata Awang Faroek Ishak di Kantor Gubernur.
Gubernur juga menegaskan, bahwa pembangunan infrastruktur di Maloy sudah sangat jelas, tidak sebatas retorika. Isolasi wilayah sudah dibuka dan akses ke daerah lain pun telah dilakukan.
"Kami berharap dukungan semua pihak, terutama para investor agar dapat menanamkan modal mereka di kawasan tersebut. Bahkan jika perlu dapat membangun pabrik industri, sehingga pengembangan kawasan tersebut semakin meningkat dan manfaatnya dapat dirasakan masyarakat," jelasnya.
Menurut dia, pembangunan jalan tersebut dinilai perlu untuk mendukung kemudahan akses transportasi darat menuju kawasan ekonomi khusus. Selain itu, pemerintah juga berencana membangun rel kereta api khusus batubara yang akan dibangun hingga Maloy.
Selain rel kereta api, pembangunan jalan tol dari Balikpapan-Samarinda yang kemudian akan diteruskan ke Bontang dan Kutai Timur diharapkan dapat menjadi akses utama menuju kawasan tersebut sangat perlu diwujudkan.
"Dengan ditetapkannya KIPI Maloy sebagai salah satu dari sejumlah proyek pembangunan di Kaltim yang masuk dalam program MP3EI Koridor Ekonomi Kalimantan merupakan bukti proyek tersebut sangat strategis sehingga patut mendapat dukungan dari pemerintah pusat dan masyarakat," jelasnya.
Awang menambahkan, selain mengembangkan KEK MBTK, Pemprov juga bekerja keras menyukseskan 7 kawasan industri yang tersebar di 10 kabupaten/kota sesuai target RPJMD 2013-2018 yakni Kawasan Industri Pertanian Paser dan PPU, Kawasan Industri Kariangau Balikpapan dan Buluminung PPU, Kawasan Industri Jasa dan Perdagangan Samarinda, Kawasan Industri Pertanian Kukar dan Kubar, Kawasan Industri Petrokimia Bontang, Kawasan Industri Pariwisata Derawan Berau dan Kawasan Strategis Perbatasan Mahulu.
KEK MBTK juga diperkuat dengan Instruksi Presiden (Inpres) No.1/2012 yang menetapkan Kaltim sebagai klaster industri berbasis oleochemical di Maloy Kutai Timur.
Pembangunan dan pengembangan KIPI Maloy diperkirakan membutuhkan total investasi mencapai Rp4,771 triliun dengan luas kawasan 5.305 hektare. Tahap pengembangan pertama seluas 1.000 hektare dan lahan yang sudah dibebaskan seluas 577 hektare.
"Kami ingin perekonomian kabupaten/kota tumbuh beriringan," jelasnya. (jay/hmsprov)
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengatakan, pembangunan kawasan ekonomi khusus ini juga diyakininya akan berdampak luas pada pembangunan kabupaten/kota lainnya. Maloy akan menjadi pusat pengembangan klaster industri berbasis oleochemical dan pengolahan hasil tambang berskala internasional dalam rangka meningkatkan nilai tambah, menciptakan lapangan kerja dan peluang bisnis serta menyediakan kawasan industri yang berdaya saing tinggi.
"Untuk mendukung pengembangan kawasan ini, maka pembangunan infrastruktur mulai dari jalan, laut serta udara harus terkoneksi ke kawasan ini," kata Awang Faroek Ishak di Kantor Gubernur.
Gubernur juga menegaskan, bahwa pembangunan infrastruktur di Maloy sudah sangat jelas, tidak sebatas retorika. Isolasi wilayah sudah dibuka dan akses ke daerah lain pun telah dilakukan.
"Kami berharap dukungan semua pihak, terutama para investor agar dapat menanamkan modal mereka di kawasan tersebut. Bahkan jika perlu dapat membangun pabrik industri, sehingga pengembangan kawasan tersebut semakin meningkat dan manfaatnya dapat dirasakan masyarakat," jelasnya.
Menurut dia, pembangunan jalan tersebut dinilai perlu untuk mendukung kemudahan akses transportasi darat menuju kawasan ekonomi khusus. Selain itu, pemerintah juga berencana membangun rel kereta api khusus batubara yang akan dibangun hingga Maloy.
Selain rel kereta api, pembangunan jalan tol dari Balikpapan-Samarinda yang kemudian akan diteruskan ke Bontang dan Kutai Timur diharapkan dapat menjadi akses utama menuju kawasan tersebut sangat perlu diwujudkan.
"Dengan ditetapkannya KIPI Maloy sebagai salah satu dari sejumlah proyek pembangunan di Kaltim yang masuk dalam program MP3EI Koridor Ekonomi Kalimantan merupakan bukti proyek tersebut sangat strategis sehingga patut mendapat dukungan dari pemerintah pusat dan masyarakat," jelasnya.
Awang menambahkan, selain mengembangkan KEK MBTK, Pemprov juga bekerja keras menyukseskan 7 kawasan industri yang tersebar di 10 kabupaten/kota sesuai target RPJMD 2013-2018 yakni Kawasan Industri Pertanian Paser dan PPU, Kawasan Industri Kariangau Balikpapan dan Buluminung PPU, Kawasan Industri Jasa dan Perdagangan Samarinda, Kawasan Industri Pertanian Kukar dan Kubar, Kawasan Industri Petrokimia Bontang, Kawasan Industri Pariwisata Derawan Berau dan Kawasan Strategis Perbatasan Mahulu.
KEK MBTK juga diperkuat dengan Instruksi Presiden (Inpres) No.1/2012 yang menetapkan Kaltim sebagai klaster industri berbasis oleochemical di Maloy Kutai Timur.
Pembangunan dan pengembangan KIPI Maloy diperkirakan membutuhkan total investasi mencapai Rp4,771 triliun dengan luas kawasan 5.305 hektare. Tahap pengembangan pertama seluas 1.000 hektare dan lahan yang sudah dibebaskan seluas 577 hektare.
"Kami ingin perekonomian kabupaten/kota tumbuh beriringan," jelasnya. (jay/hmsprov)
//Foto: Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak
saat memimpin rapat pembangunan awasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans
Kalimantan (KEK MBTK). (dok/humasprov kaltim).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM