Limbah RI Berpotensi Jadi Bahan Bakar Pembangkit Listrik
07 Maret 2011
Admin Website
Artikel
5017
Jakarta - Indonesia memiliki potensi energi sebesar
885,2 juta Gigajoule (GJ) per tahun dari limbah biomassa. Energi ini
bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar pembangkit listrik.
"Kita memiliki potensi biomassa yang besar," kata Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), Maritje Hutapea dalam situs resmi Ditjen EBTKE, Sabtu (5/3/2011).
Ia mengatakan, potensi kalori sebesar itu diperoleh dari jenis limbah peremajaan kebun karet (496,0 juta GJ per tahun), sisa lodging (11,0 juta GJ per tahun), limbah industri penggergajian kayu (10,6 juta GJ per tahun), tandan kosong kelapa sawit (15,4 juta GJ per tahun), sabut sisa kelapa sawit (35,3 juta GJ per tahun), cangkang buah sawit (17,2 juta GJ per tahun), bagas tebu (78,0 juta GJ per tahun), sekam padi (179,0 juta GJ per tahun), tempurung kelapa (18,7 juta GJ per tahun) serta sabut kelapa (24,0 juta GJ per tahun).
Sementara untuk potensi produksinya, menurut Maritje, bisa mencapai 65,7 juta ton per tahun, dengan rincian dari peremajaan kebun karet (31,0 juta ton per tahun), sisa lodging (1,2 juta ton per tahun), limbah industri penggergajian kayu (1,1 juta ton per tahun), tandan kosong kelapa sawit (3,5 juta ton per tahun), sabut sisa kelapa sawit (3,7 juta ton per tahun), cangkang buah sawit (1,3 juta ton per tahun), bagas tebu (6,5 juta ton per tahun), sekam padi (14,3 juta ton per tahun), tempurung kelapa (1,1 juta ton per tahun) serta sabut kelapa (2,0 juta ton pertahun).
Sebelumnya, Dirjen EBTKE Luluk Sumiarso mengatakan, pemerintah akan fokus dalam pengembangan energi biomassa sebagai salah satu energi baru terbarukan.
Selama ini energi terbarukan khususnya biomassa hanya dipandang sebagai energi alternatif. Menurutnya, pandangan ini merupakan dosa besar mengingat cadangan energi terbarukan seperti panas bumi, air, matahari dan biomassa melimpah tetapi tidak dimanfaatkan.
”Sebelumnya kita hanya menganggap energi terbarukan hanya sebagai energi alternatif, pandangan ini harus dirubah, terutama biomassa tidak boleh lagi menjadi energi alternatif yang sederhana tetapi menjadi fokus," katanya.
"Kita memiliki potensi biomassa yang besar," kata Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), Maritje Hutapea dalam situs resmi Ditjen EBTKE, Sabtu (5/3/2011).
Ia mengatakan, potensi kalori sebesar itu diperoleh dari jenis limbah peremajaan kebun karet (496,0 juta GJ per tahun), sisa lodging (11,0 juta GJ per tahun), limbah industri penggergajian kayu (10,6 juta GJ per tahun), tandan kosong kelapa sawit (15,4 juta GJ per tahun), sabut sisa kelapa sawit (35,3 juta GJ per tahun), cangkang buah sawit (17,2 juta GJ per tahun), bagas tebu (78,0 juta GJ per tahun), sekam padi (179,0 juta GJ per tahun), tempurung kelapa (18,7 juta GJ per tahun) serta sabut kelapa (24,0 juta GJ per tahun).
Sementara untuk potensi produksinya, menurut Maritje, bisa mencapai 65,7 juta ton per tahun, dengan rincian dari peremajaan kebun karet (31,0 juta ton per tahun), sisa lodging (1,2 juta ton per tahun), limbah industri penggergajian kayu (1,1 juta ton per tahun), tandan kosong kelapa sawit (3,5 juta ton per tahun), sabut sisa kelapa sawit (3,7 juta ton per tahun), cangkang buah sawit (1,3 juta ton per tahun), bagas tebu (6,5 juta ton per tahun), sekam padi (14,3 juta ton per tahun), tempurung kelapa (1,1 juta ton per tahun) serta sabut kelapa (2,0 juta ton pertahun).
Sebelumnya, Dirjen EBTKE Luluk Sumiarso mengatakan, pemerintah akan fokus dalam pengembangan energi biomassa sebagai salah satu energi baru terbarukan.
Selama ini energi terbarukan khususnya biomassa hanya dipandang sebagai energi alternatif. Menurutnya, pandangan ini merupakan dosa besar mengingat cadangan energi terbarukan seperti panas bumi, air, matahari dan biomassa melimpah tetapi tidak dimanfaatkan.
”Sebelumnya kita hanya menganggap energi terbarukan hanya sebagai energi alternatif, pandangan ini harus dirubah, terutama biomassa tidak boleh lagi menjadi energi alternatif yang sederhana tetapi menjadi fokus," katanya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SABTU, 5 MARET 2011