Minyak Kelapa RI Jajal Hungaria
10 Agustus 2015
Admin Website
Berita Nasional
6142
JAKARTA. Produk minyak kelapa Indonesia
mulai menekan pasar Hungaria. Salah satunya, melalui program misi
Pembelian Kementerian Perdagangan, yang berhasil membuahkan kontrak
dagang kurang lebih USD 111.753.
"Nilai kontrak kurang lebih USD 111 ribu, dari tahun ke tahun nilainya terus meningkat," ucap Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Ari Satria di Jakarta, kemarin (5/8).
Ari mengatakan, kontrak pembelian produk minyak kelapa tersebut merupakan salah satu contoh produk yang memiliki nilai tambah. Jika dibandingkan dengan 2000 lalu, ekspor ke Hungaria masih berupa produk mentah seperti coconut powder.
"Awalnya masih produk coconut powder. Mulai 2009 sudah ekspor coconut oil, yang memiliki lebih banyak nilai tambah," kata dia.
Ari menambahkan, masuknya produk minyak kelapa ke Hungaria ini diharapkan mampu menjadi "pintu masuk" ke negara tujuan ekspor lainnya. Sebab, kata dia, Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa terbesar kedua di dunia. Selama ini, ekspor Indonesia untuk produk tersebut masih didominasi ke pasar-pasar tradisional seperti Belanda, Amerika Serikat, Malaysia, Tiongkok, dan Korea Selatan.
"Sesungguhnya ekspor ke Hungaria masih kecil. Pada 2014 lalu masih USD 175 ribu. Namun, dibandingkan dengan 2010 masih meningkat, karena ekspor saat itu hanya USD 17 ribu saja," kata dia.
Secara keseluruhan sepanjang 2010-2014, ekspor komoditas ini meningkat dengan tumbuh 4,57 persen. Dari USD 566 juta pada 201 lalu, ekspor naik jadi USD 943,6 juta pada tahun lalu.
Secara kumulatif, total transaksi yang difasilitasi program Kemendag ini pada periode Januari-Agustus 2015 mencapai USD 59,5 juta. Misi pembelian kali ini memfasilitasi Mayers Ltd, yang mengimpor kurang lebih sebanyak 20-30 kontainer minyak kelapa per tahunnya dengan PT Barco dan Cocomas asal Indonesia yang merupakan distributor untuk produk tersebut di wilayah Hungaria.
Produk yang dibeli oleh Mayers Ltd itu, kata dia, juga didistribusikan ke negara-negara lain seperti Romania, Slovakia, Republik Ceko, dan juga Kroasia, dengan jumlah pelanggan mencapai 500 toko. (ant/man/k15)
SUMBER : KALTIM POST, KAMIS, 6 AGUSTUS 2015
"Nilai kontrak kurang lebih USD 111 ribu, dari tahun ke tahun nilainya terus meningkat," ucap Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Ari Satria di Jakarta, kemarin (5/8).
Ari mengatakan, kontrak pembelian produk minyak kelapa tersebut merupakan salah satu contoh produk yang memiliki nilai tambah. Jika dibandingkan dengan 2000 lalu, ekspor ke Hungaria masih berupa produk mentah seperti coconut powder.
"Awalnya masih produk coconut powder. Mulai 2009 sudah ekspor coconut oil, yang memiliki lebih banyak nilai tambah," kata dia.
Ari menambahkan, masuknya produk minyak kelapa ke Hungaria ini diharapkan mampu menjadi "pintu masuk" ke negara tujuan ekspor lainnya. Sebab, kata dia, Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa terbesar kedua di dunia. Selama ini, ekspor Indonesia untuk produk tersebut masih didominasi ke pasar-pasar tradisional seperti Belanda, Amerika Serikat, Malaysia, Tiongkok, dan Korea Selatan.
"Sesungguhnya ekspor ke Hungaria masih kecil. Pada 2014 lalu masih USD 175 ribu. Namun, dibandingkan dengan 2010 masih meningkat, karena ekspor saat itu hanya USD 17 ribu saja," kata dia.
Secara keseluruhan sepanjang 2010-2014, ekspor komoditas ini meningkat dengan tumbuh 4,57 persen. Dari USD 566 juta pada 201 lalu, ekspor naik jadi USD 943,6 juta pada tahun lalu.
Secara kumulatif, total transaksi yang difasilitasi program Kemendag ini pada periode Januari-Agustus 2015 mencapai USD 59,5 juta. Misi pembelian kali ini memfasilitasi Mayers Ltd, yang mengimpor kurang lebih sebanyak 20-30 kontainer minyak kelapa per tahunnya dengan PT Barco dan Cocomas asal Indonesia yang merupakan distributor untuk produk tersebut di wilayah Hungaria.
Produk yang dibeli oleh Mayers Ltd itu, kata dia, juga didistribusikan ke negara-negara lain seperti Romania, Slovakia, Republik Ceko, dan juga Kroasia, dengan jumlah pelanggan mencapai 500 toko. (ant/man/k15)
SUMBER : KALTIM POST, KAMIS, 6 AGUSTUS 2015