Petani Harus Kenali Bibit Palsu
08 April 2014
Admin Website
Berita Daerah
4667
TANJUNG REDEB. Potensi perkebunan kelapa sawit yang
begitu menjanjikan di Kabupaten Berau, memungkinkan terjadinya peredaran
bibit palsu di daerah ini. Untuk itu, Dinas Perkebunan Berau tidak
pernah berhenti untuk terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat
pekebun. Pasalnya, penggunaan bibit palsu dalam budi daya perkebunan
kelapa sawit akan merugikan petani itu sendiri. Hal itu diungkapkan
Kepala Dinas Perkebunan, Basri Sahrin, kepada media ini Senin (7/4)
kemarin.
Diungkapkan Basri kalau tim Dinas Perkebunan secara berkala memberikan
pemahaman dan pengenalan bibit yang asli dan palsu kepada petani.
Sosialisasi ini dinilainya sangat penting agar para petani yang baru
ingin membuka lahan perkebunan sudah mengenali benih atau bibit yang
dibudidayakan. "Perkebunan ini membutuhkan waktu lama baru menghasilkan,
jadi harus benar-benar diperhatikan sejak awal. Karena kalau sudah
panen baru diketahui maka petani yang rugi," ungkapnya.
Tidak hanya mengenali bibit yang asli dan palsu, namun diungkapkan
Basri, pekebun juga harus mengenali perusahaan-perusahaan penghasil
benih kelapa sawit yang telah direkomendasikan. Meskipun belum pernah
menemukan peredaran bibit palsu di daerah ini, dikatakan Makmur,
pengawasan tetap harus terus dilakukan. Pasalnya kemungkinan peredaran
itu bisa saja terjadi. "Ya kita belum temukan langsung, tapi pengawasan
tetap terus kita lakukan, agar tidak ada peredaran bibit palsu di
Berau," tandasnya.
Ditegaskan Basri buah yang dihasilkan dari kelapa sawit yang bersumber
bibit palsu tidak akan memberikan hasil maksimal. Bahkan pabrik kelapa
sawit (PKS) juga akan menolak jika kualitas buah yang dihasilkan dari
kebun masyarakat tersebut tidak sesuai dengan standar yang ada. "Ini
yang harus jadi perhatian, sehingganya kita terus mengimbau agar tidak
menggunakan bibit palsu," pungkasnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 8 APRIL 2014
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 8 APRIL 2014