RSPO Bakal Dirugikan dengan Keluarnya Gapki
05 Oktober 2011
Admin Website
Artikel
5330
JAKARTA. Pihak pemerintah menanggapi positif langkah Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) keluar dari forum Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Justru dengan Gapki keluar yang dirugikan adalah RSPO, posisi Indonesia
sangat menentukan karena sebagai produsen dan eksportir sawit terbesar
di dunia.
Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan mundurnya Gapki adalah pilihan organisasi tersebut. Pemerintah hanya mewajibkan produsen sawit Indonesia harus masuk dalam Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
"Bagi pemerintah, yang wajib itu ISPO. RSPO itu sukarela sifatnya, diserahkan ke masing-masing perusahaan dan organisasi atau asosiasi seperti Gapki untuk ikut atau tidak," kata Bayu kepada detikFinance, Rabu (5/9/2011).
Bayu menuturkan mundurnya Gapki dari keanggotaan RSPO bisa diartikan bahwa forum RSPO selama ini tidak bisa memberikan manfaat yang cukup bagi anggotanya untuk bertahan.
"Tapi menurut saya, Gapki keluar, RSPO yang rugi karena Gapki adalah organisasi dari negara produsen dan eksportir sawit terbesar," katanya,
Seperti diketahui Gapki sebagai asosiasi resmi mengundurkan diri dari keanggotaan RSPO 29 September 2011. Langkah ini mendapat dukungan dari Asosiasi Pemilik Perkebunan Minyak Sawit Serawak (SOPPOA) di Malaysia.
Sekjen Gapki Joko Supriyono menegaskan Gapki keluar dari RSPO sebagai asosiasi produsen sawit di Indonesia. Sementara keanggotaan RSPO para anggota Gapki yang sudah masuk RSPO masih tetap. Joko menambahkan memberikan kebebasan kepada anggota Gapki untuk tetap atau keluar dari RSPO karena itu hak anggotanya.
"Anggota Gapki yang sudah menjadi anggota RSPO, mau keluar atau tetap di RSPO silahkan saja, yang keluar Gapki sebagai asosiasi," jelasnya.
Menurutnya dengan Gapki keluar dari RSPO tak akan mengubah konstelasi forum RSPO yang saat ini sudah ada, termasuk tak mempengaruhi perdagangan sawit anggota Gapki di Eropa. Namun dari sisi Gapki, akan berdampak tak lagi mengikuti acara-acara yang digelar oleh RSPO termasuk mengikuti kesepakatan yang dilakukan RSPO.
RSPO merupakan asosiasi nirlaba yang menyatukan kepentingan tujuh sektor industri kelapa sawit. Anggota RSPO berasal dari berbagai sektor, dari produsen produk konsumen, produsen kosmetik, pengolah dan pedagang kelapa sawit, penyedia jasa keuangan, peritel, sampai dengan lembaga swadaya masyarakat.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, RABU, 5 OKTOBER 2011
Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan mundurnya Gapki adalah pilihan organisasi tersebut. Pemerintah hanya mewajibkan produsen sawit Indonesia harus masuk dalam Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
"Bagi pemerintah, yang wajib itu ISPO. RSPO itu sukarela sifatnya, diserahkan ke masing-masing perusahaan dan organisasi atau asosiasi seperti Gapki untuk ikut atau tidak," kata Bayu kepada detikFinance, Rabu (5/9/2011).
Bayu menuturkan mundurnya Gapki dari keanggotaan RSPO bisa diartikan bahwa forum RSPO selama ini tidak bisa memberikan manfaat yang cukup bagi anggotanya untuk bertahan.
"Tapi menurut saya, Gapki keluar, RSPO yang rugi karena Gapki adalah organisasi dari negara produsen dan eksportir sawit terbesar," katanya,
Seperti diketahui Gapki sebagai asosiasi resmi mengundurkan diri dari keanggotaan RSPO 29 September 2011. Langkah ini mendapat dukungan dari Asosiasi Pemilik Perkebunan Minyak Sawit Serawak (SOPPOA) di Malaysia.
Sekjen Gapki Joko Supriyono menegaskan Gapki keluar dari RSPO sebagai asosiasi produsen sawit di Indonesia. Sementara keanggotaan RSPO para anggota Gapki yang sudah masuk RSPO masih tetap. Joko menambahkan memberikan kebebasan kepada anggota Gapki untuk tetap atau keluar dari RSPO karena itu hak anggotanya.
"Anggota Gapki yang sudah menjadi anggota RSPO, mau keluar atau tetap di RSPO silahkan saja, yang keluar Gapki sebagai asosiasi," jelasnya.
Menurutnya dengan Gapki keluar dari RSPO tak akan mengubah konstelasi forum RSPO yang saat ini sudah ada, termasuk tak mempengaruhi perdagangan sawit anggota Gapki di Eropa. Namun dari sisi Gapki, akan berdampak tak lagi mengikuti acara-acara yang digelar oleh RSPO termasuk mengikuti kesepakatan yang dilakukan RSPO.
RSPO merupakan asosiasi nirlaba yang menyatukan kepentingan tujuh sektor industri kelapa sawit. Anggota RSPO berasal dari berbagai sektor, dari produsen produk konsumen, produsen kosmetik, pengolah dan pedagang kelapa sawit, penyedia jasa keuangan, peritel, sampai dengan lembaga swadaya masyarakat.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, RABU, 5 OKTOBER 2011