September Bea Keluar CPO Turun Jadi 9%
26 Agustus 2013
Admin Website
Berita Nasional
4670
JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bea keluar (BK)
produk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pada September
tahun ini akan dipangkas menjadi 9% dari 10,5% pada Agustus untuk
meningkatkan pendapatan ekspor.
"Penurunan BK akan mendorong pendapatan ekspor akibat pelemahan harga komoditas. BK akan dipangkas dari 9% pada bulan depan dari 10,5% di bulan ini," kata Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Faiz Achmad, di Jakarta, Jumat (23/8).
Indonesia, menurut Faiz, akan memperbarui BK dan harga patokan ekspor pada setiap bulan.
"Pembaruan BK serta harga patokan ekspor berdasarkan perkembangan tingkat harga rata-rata di Kuala Lumpur, Rotterdam dan Jakarta. BK akan ditetapkan pada 9% jika harga berada pada kisaran US$800 sampai dengan US$850 per ton," paparnya.
Sedangkan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan mengatakan, harga CPO tidak akan menunjukkan tren kenaikan karena meningkatnya stok CPO Indonesia dan Malaysia. Hal ini akan diperburuk dengan meningkatnya hasil panen kedelai di Brasil, Argentina dan Amerika.
"Peraturan biodiesel anti dumping duties yang diberlakukan Uni Eropa terhadap Argentina akan menjadi faktor harga kedelai menjadi murah. Harga kedelai yang murah otomatis akan mempengaruhi harga CPO yang selama ini hanya menjadi substitusi kedelai bagi negara Uni Eropa dan Amerika," ujarnya.
Fadhil menambahkan, harga CPO pada Agustus ini masih bergerak di kisaran US$820 sampai dengan US$855 per ton.
"Harga CPO Rotterdam diperkirakan berada pada rata-rata sekitar US$852 per ton dengan harga patokan ekspor sekitar US$781 per ton. Pasar CPO dunia diprediksi relatif stagnan sepanjang Agustus dan September 2013," tandasnya.
DIKUTIP DARI IMQ, JUMAT, 23 AGUSTUS 2013
"Penurunan BK akan mendorong pendapatan ekspor akibat pelemahan harga komoditas. BK akan dipangkas dari 9% pada bulan depan dari 10,5% di bulan ini," kata Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Faiz Achmad, di Jakarta, Jumat (23/8).
Indonesia, menurut Faiz, akan memperbarui BK dan harga patokan ekspor pada setiap bulan.
"Pembaruan BK serta harga patokan ekspor berdasarkan perkembangan tingkat harga rata-rata di Kuala Lumpur, Rotterdam dan Jakarta. BK akan ditetapkan pada 9% jika harga berada pada kisaran US$800 sampai dengan US$850 per ton," paparnya.
Sedangkan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan mengatakan, harga CPO tidak akan menunjukkan tren kenaikan karena meningkatnya stok CPO Indonesia dan Malaysia. Hal ini akan diperburuk dengan meningkatnya hasil panen kedelai di Brasil, Argentina dan Amerika.
"Peraturan biodiesel anti dumping duties yang diberlakukan Uni Eropa terhadap Argentina akan menjadi faktor harga kedelai menjadi murah. Harga kedelai yang murah otomatis akan mempengaruhi harga CPO yang selama ini hanya menjadi substitusi kedelai bagi negara Uni Eropa dan Amerika," ujarnya.
Fadhil menambahkan, harga CPO pada Agustus ini masih bergerak di kisaran US$820 sampai dengan US$855 per ton.
"Harga CPO Rotterdam diperkirakan berada pada rata-rata sekitar US$852 per ton dengan harga patokan ekspor sekitar US$781 per ton. Pasar CPO dunia diprediksi relatif stagnan sepanjang Agustus dan September 2013," tandasnya.
DIKUTIP DARI IMQ, JUMAT, 23 AGUSTUS 2013