Tanaman Aren Bernilai Ekonomi Tinggi
22 Mei 2012
Admin Website
Artikel
10661
SAMARINDA. Tanaman Aren (Arenga pinnanta Merr) memiliki fungsi ekonomi,
sosial, budaya dan konservasi merupakan salah satu tanaman perkebunan
yang menghasilkan berbagai bahan industri, bahkan semua bagian produk
tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
"Mulai dari akar untuk obat tradisional, batang dipergunakan sebagai peralatan dan bahan bangunan, daun tanaman aren yang masih muda dapat sebagai pembungkus maupun penganti kertas rokok, buah aren atau sering disebut kolang kaling sebagai bahan pelengkap minuman dan makanan," kata Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Etnawati didampingi Kepala Bidang Produksi Sukardi.
Selain itu, air nira untuk bahan pembuatan gula merah atau gula semut serta sebagai bahan baku cuka. Ijuk dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan dan industri rumah tangga, sedangkan lidi dapat dipergunakan sebagai sapu maupun sebagai tusuk sate, sementara itu buah aren dapat menjadi bahan baku bioenergi (ethanol).
Berdasarkan data statistik terdapat luas tanaman Aren se-Kaltim mencapai 566,5 hektare dengan produksi 400.500 kilogram dengan melibatkan petani mencapai 1.254 Kepala Keluarga khususnya yang tersebar di 13 kabupaten/kota.
Pada umumnya tanaman Aren di Kaltim tidak dibudidayakan secara baik tetapi hanya tanaman sela atau dibiarkan tumbuh liar secara alami. Karenanya, perlu dilakukan kegiatan pengembangan komoditi ini secara bersama.
Jika pengembangan tanaman Aren ini tidak ada upaya atau campur tangan manusia untuk pembudidayaan, dikhawatirkan terjadi penurunan populasi bahkan menjadi punah, akibat kerusakan lingkungan dan penggunaan lahan yang tidak terkendali.
Menurut dia, Pemkab Kutai Timur melalui Dinas Perkebunan setempat telah melakukan upaya penyediaan benih Aren bermutu, guna mendukung pengembangan budidaya Aren. Bahkan, telah diusulkan populasi Aren Genjah dari Desa Kandilo Kabupaten Kutai Timur sebagai varietas unggul nasional.
"Tanaman Aren Genjah Kutai Timur memiliki tipe tumbuh tegak, habitus tunggal dan berkelompok. Sedangkan lingkungan tumbuh terdapat pada lahan kering iklim basah dan air tanah dangkal, tinggi tanaman mencapai 0,75 meter hingga 1,60 meter," jelasnya.
Selain itu, bentuk tanaman tunggal dan mulai berproduksi pada umur lima tahun. Produksi hasil nira/mayang rata rata 12,14 liter perhari dan hingga saat ini belum ditemukan serangan hama dan penyakit pada populasi Aren Genjah Kutai Timur (sesuai nama yang diberikan kepala daerah setempat).
Dijelaskan, melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3879 Tahun 2011 telah disetujui pelepasan Populasi Aren Genjah Kutai Timur sebagai Varietas Unggul. "Bagi masyarakat yang akan mengembangkan Aren Genjah Kutai Timur dapat menghubungi Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur atau Dinas Perkebunan Kaltim," ujar Etnawati.(yans/hmsprov).
SUMBER : BIDANG PRODUKSI
"Mulai dari akar untuk obat tradisional, batang dipergunakan sebagai peralatan dan bahan bangunan, daun tanaman aren yang masih muda dapat sebagai pembungkus maupun penganti kertas rokok, buah aren atau sering disebut kolang kaling sebagai bahan pelengkap minuman dan makanan," kata Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Etnawati didampingi Kepala Bidang Produksi Sukardi.
Selain itu, air nira untuk bahan pembuatan gula merah atau gula semut serta sebagai bahan baku cuka. Ijuk dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan dan industri rumah tangga, sedangkan lidi dapat dipergunakan sebagai sapu maupun sebagai tusuk sate, sementara itu buah aren dapat menjadi bahan baku bioenergi (ethanol).
Berdasarkan data statistik terdapat luas tanaman Aren se-Kaltim mencapai 566,5 hektare dengan produksi 400.500 kilogram dengan melibatkan petani mencapai 1.254 Kepala Keluarga khususnya yang tersebar di 13 kabupaten/kota.
Pada umumnya tanaman Aren di Kaltim tidak dibudidayakan secara baik tetapi hanya tanaman sela atau dibiarkan tumbuh liar secara alami. Karenanya, perlu dilakukan kegiatan pengembangan komoditi ini secara bersama.
Jika pengembangan tanaman Aren ini tidak ada upaya atau campur tangan manusia untuk pembudidayaan, dikhawatirkan terjadi penurunan populasi bahkan menjadi punah, akibat kerusakan lingkungan dan penggunaan lahan yang tidak terkendali.
Menurut dia, Pemkab Kutai Timur melalui Dinas Perkebunan setempat telah melakukan upaya penyediaan benih Aren bermutu, guna mendukung pengembangan budidaya Aren. Bahkan, telah diusulkan populasi Aren Genjah dari Desa Kandilo Kabupaten Kutai Timur sebagai varietas unggul nasional.
"Tanaman Aren Genjah Kutai Timur memiliki tipe tumbuh tegak, habitus tunggal dan berkelompok. Sedangkan lingkungan tumbuh terdapat pada lahan kering iklim basah dan air tanah dangkal, tinggi tanaman mencapai 0,75 meter hingga 1,60 meter," jelasnya.
Selain itu, bentuk tanaman tunggal dan mulai berproduksi pada umur lima tahun. Produksi hasil nira/mayang rata rata 12,14 liter perhari dan hingga saat ini belum ditemukan serangan hama dan penyakit pada populasi Aren Genjah Kutai Timur (sesuai nama yang diberikan kepala daerah setempat).
Dijelaskan, melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3879 Tahun 2011 telah disetujui pelepasan Populasi Aren Genjah Kutai Timur sebagai Varietas Unggul. "Bagi masyarakat yang akan mengembangkan Aren Genjah Kutai Timur dapat menghubungi Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur atau Dinas Perkebunan Kaltim," ujar Etnawati.(yans/hmsprov).
SUMBER : BIDANG PRODUKSI