Waspadai Bibit Sawit Palsu
12 Desember 2007
Admin Website
Artikel
4959
Kutim yang dianugrahi Sumber Daya Alam (SDA) yang cocok untuk pengembangan budidaya perkebunan, termasuk tanaman kelapa sawit, akan jadi perhatian kalangan pengusaha untuk sebagai ladang investasi yang cukup menjanjikan.
Oleh karena itu, pemilihan bibit kelapa sawit harus benar-benar unggul agar tidak merugikan kaum petani itu sendiri. Apalagi visi, misi Pemkab Kutim dibawa kepemimpinan duet Awang Faroek Ishak-Isran Noor, yang telah mencanangkan bahwa Kutim dalam kurun waktu lima tahun, perkebunan kelapa sawit yang bertebaran di 18 kecamatan se-Kutim mencapai 350 ribu Ha.
350 ribu Ha kebun kelapa sawit ini, kata Achmadi Baharuddin, akan terealisasi seluruhnya pada 2010 mendatang. Untuk saat ini (kemarin, Red) saja pengembangan perkebunan kelapa sawit di wilayah Kutim sudah terealisasi sekira 100 ribu hektar lebih yang dikelola perusahaan. Termasuk perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Sinar Mas Group dan PT Astra Group dan perusahaan perkebunan lainnya.
Rasa optimistis kepala dinas perkebunan mengenai target Pemkab Kutim seputar pembukaan lahan perkebunan sawit seluas 350 ribu Ha tersebut akan dicapai dalam waktu kurang lebih tiga tahun lagi, tentunya memberi angin segar bagi warga Kutim dalam upaya peningkatan kesejahteraan.
Kenapa tidak, direktorat jenderal perkebunan RI telah mendukung dan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 86 miliar lebih 2008 untuk mendanai pengembangan perkebunan plasma bagi 2000 kepala keluarga (KK) yang tergolong petani.
Selain itu, lanjut Akhmadi Baharuddin, DPRD Kutim bersama pejabat eksekutif telah sepakat untuk mengalokasikan anggaran sebesar 10 persen untuk revitalisasi pertanian dalam arti yang luas. "Tahun sebelumnya, dinas perkebunan hanya kebagian 4 persen dana dari total APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). Tahun 2008, meningkat sepuluh persen anggaran untuk dinas perkebunan, dengan demikian bila dirupiahkan maka ada sekira Rp 27 miliar lebih untuk biaya pengembangan perkebunan di wilayah Kutim. Jadi total biaya perkebunan sebesar Rp 113 miliar lebih," terangnya, kemarin (11/12) sesaat menghadiri sidang paripurna di Sekretariat DPRD Kutim.
Dengan sokongan dana puluhan miliar untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kutim diyakini mampu membakap (back up) program andalan masa depan. Yaitu gerakan daerah pengembangan agribisnis (Gerdabangagri).
Agar revitalisasi pertanian dalam arti luas dapat berjalan mulus, maka 2008 mendatang maka pusat penelitian informasi kelapa sawit akan dibuka di Kutim. Ini semua dilakukan guna menekan adanya peredaran bibit sawit palsu di Kutim. Lahan penelitian diupayakan seluas antara 1000 Ha hingga 2500 Ha. Ini merupakan kerjasama Pemkab Kutim melalui lembaga teknis dinas perkebunan dengan perkebunan kelapa sawit di Medan.
DIKUTIP DARI SAMARINDA POS, RABU, 12 DESEMBER 2007