7 Investor Pabrik Coklat Pertanyakan Kelanjutan BK Kakao
19 Oktober 2010
Admin Website
Artikel
2259
JAKARTA, DETIK. Sebanyak 7 investor asing yang berminat menanamkan investasi di
industri pengolahan kakao mempertanyakan komitmen pemerintah dalam
menerapkan kebijakan bea keluar (BK) kakao. Mereka pun kini masih ragu
dengan rencana investasinya di Indonesia.
Penerapan BK kakao per 1 April 2010 telah mampu menggenjot produksi industri pengolahan coklat dalam negeri dan berhasil menyedot minat investor asing yang ingin membangun pabrik olahan kakao di Indonesia.
Dirjen Industri Berbasis Agro Kementerian Perindustrian Benny Wachjudi mengatakan adanya BK kakao telah memantapkan jaminan suplai bahan baku biji coklat atau kakao di dalam negeri. Sehingga tidak mengherankan para investor asing yang berminat mempertanyakan kelanjutan kebijakan tersebut yang merupakan kewenangan kementerian keuangan.
"Mereka menunggu kepastian apakah pemerintah konsisten menerapkan BK kakao, karena sesuai permenkeu dalam 6 bulan (setelah 1 April 2010) akan ditinjau kembali," katanya di kantornya, Senin (18/10/2010)
Benny menuturkan investor-investor itu antara lain ADM Cocoa Singapura, Guanchong Cocoa Malaysia, Olam International Singapura, Cargill Amerika Serikat, Mars Amerika Serikat, Armajaro Inggris dan Ferrero Italia. Sebagian sudah ada yang datang ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) diantaranya menanyakan kelanjutan kebijakan BK.
Benny menambahkan dari sekian investor, khususnya pemain lokal saat ini yang benar-benar merealisasikan investasi khususnya peningkatan produksi adalah PT Bumitangerang Mesindotama yang akan meningkatkan produksinya dari 40.000 ton per tahun menjadi 80.000 ton kakao olahan.
"Yang lain saya belum lihat hitam diatas putih," katanya.
Penerapan BK kakao per 1 April 2010 telah mampu menggenjot produksi industri pengolahan coklat dalam negeri dan berhasil menyedot minat investor asing yang ingin membangun pabrik olahan kakao di Indonesia.
Dirjen Industri Berbasis Agro Kementerian Perindustrian Benny Wachjudi mengatakan adanya BK kakao telah memantapkan jaminan suplai bahan baku biji coklat atau kakao di dalam negeri. Sehingga tidak mengherankan para investor asing yang berminat mempertanyakan kelanjutan kebijakan tersebut yang merupakan kewenangan kementerian keuangan.
"Mereka menunggu kepastian apakah pemerintah konsisten menerapkan BK kakao, karena sesuai permenkeu dalam 6 bulan (setelah 1 April 2010) akan ditinjau kembali," katanya di kantornya, Senin (18/10/2010)
Benny menuturkan investor-investor itu antara lain ADM Cocoa Singapura, Guanchong Cocoa Malaysia, Olam International Singapura, Cargill Amerika Serikat, Mars Amerika Serikat, Armajaro Inggris dan Ferrero Italia. Sebagian sudah ada yang datang ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) diantaranya menanyakan kelanjutan kebijakan BK.
Benny menambahkan dari sekian investor, khususnya pemain lokal saat ini yang benar-benar merealisasikan investasi khususnya peningkatan produksi adalah PT Bumitangerang Mesindotama yang akan meningkatkan produksinya dari 40.000 ton per tahun menjadi 80.000 ton kakao olahan.
"Yang lain saya belum lihat hitam diatas putih," katanya.
DIKUTIP DARI DETIK, SENIN, 18 OKTOBER 2010