Dana Pungutan Sawit Diproyeksi Capai Rp 10 Triliun Per Tahun
23 Juli 2015
Admin Website
Berita Nasional
4882
JAKARTA. Dana hasil pungutan ekspor kelapa sawit atau CPO Supporting Fund (CSF), yang
akan dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP),
diproyeksi mencapai Rp 10 triliun setiap tahun. Dana tersebut didapat dari
pungutan sebesar US$50 untuk setiap ton minyak sawit mentah (CPO) yang diekspor
dan US$30 per ton untuk ekspor produk olahan CPO, seperti Olein.
Direktur
Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) Bayu Krisnamurthi
menjelaskan jumlah hasil pungutan tersebut dipastikan tidak bisa memenuhi skema
peremajaan ladang sawit di berbagai daerah.
"Dengan
kurs dolar Rp 13 ribuan, data ekspor 2014, dana yang terkumpul setiap tahun
kurang lebih Rp 9,5-10 triliun. Kebutuhan peremajaan ladang sawit di Indonesia
saat ini mendekati 300 ribu ha, tidak semua masuk dalam skema ini," ujar Bayu
dikantornya, Jakarta, pekan lalu.
Lebih
lajut mantan Wakil Menteri Perdagangan ini menjelaskan, dana tersebut akan dipergunakan
untuk melakukan program peremajaan ladang sawit dan dukungan bagi konsumen
supaya bisa mengonsumsi biodiesel atau bahan bakar berkelanjutan. Program
peremajaan ini termasuk model revitalisasi perkebunan oleh Kementerian Pertanian
(Kementan), yang tahun ini terhenti.
Pada
program peremajaan, kata Bayu, BPDP akan menyiapkan hingga 20 juta bibit untuk
300 ribu ha lahan. Untuk itu BPDP membutuhkan kerjasama, dengan perusahaan yang
akan melaksanakan peremajaan atau replanting
pada perkebunan milik rakyat, karena kalau perusahaan swasta besar biasanya
mengerjakan sendiri.
"Yang
harus kami segera laksanakan adalah terkait program yang ditetapkan,
prioritasnya mendukung kebun sawit rakyat lakukan peremajaan. Ini peluang
bisnis untuk memberikan jasa peremajaan, dengan biaya untuk meremajakan itu
sebesar Rp 60 juta per ha," jelas Bayu.
Sedangkan
untuk program dukungan pada biodiesel, BPDP akan mengalokasikan dana subsidi
yang berkisar antara Rp 600-700/liter solar untuk produsennya. Namun angka
dukungan tersebut akan bisa berubah, tergantung perkembangan harga di pasaran
dan faktor-faktor lainnya.
"Ini
adalah era baru pembangunan perkebunan di Indonesia, karena secara khusus
industri sawit lakukan penghimpunan dana untuk support perkebunan rakyatnya. Segera setelah libur lebaran selesai,
kami akan ambil langkah-langkah untuk mulai peremajaan ini, masih ada beberapa
ribu yang teridentifikasi, tapi yang 2000 ha masih menunggu musim hujan untuk
dilaksanakan," tandas dia.
SUMBER : INVESTOR DAILY, RABU, 22 JULI 2015
Dukungan
untuk biofuel diharapkan bisa meningkatkan serapan di dalam negeri hingga 5,2
juta kilo liter (KL) dalam setahun. Namun, untuk tahun ini target penyerapan
biodiesel tidak terlalu tinggi, yakni antara 1,8-2 juta KL, karena BPDP baru
bekerja pada 16 Juli.
"Kalau
dihitung, BLU ini akan beri support,
akan berubah target harga crude, tapi
itu berdasarkan kondisi hari ini. On top
subsidi solar yang diberikan pemerintah melalui SPBN sebesar Rp 1.000/liter,"
tutur dia.
Menurut
Bayu, pihaknya sudah bisa mulai bekerja setelah hari raya Idul Fitri, karena telah
mendapatkan legalitas hukum, dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No 754/2015
mengenai skema organisasi badan ini, BPDP juga telah mengidentifikasi 2000 ha
kebun rakyat yang siap direplanting
di wilayah Riau dan jambi.
SUMBER : INVESTOR DAILY, RABU, 22 JULI 2015