(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Disbun Latih Petani Sawit Tangani OPT

19 Juni 2012 Admin Website Artikel 4648

SAMARINDA. Petani sawit di Kaltim, diimbau mewaspadai serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman tersebut.

"Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan di Kaltim yang banyak memberikan kontribusi besar kepada pendapatan petani, namun perlu diwaspadai serangan OPT yang menyerang tanaman tersebut", ungkap Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim diwakili Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan, Ir. Supriyadi, M.Si.

Menurutnya, peningkatan luas areal sawit yang besar-besaran perlu diimbangi dengan kewaspadaan, diantaranya kewaspadaan terhadap serangan OPT, karena akibat yang ditimbulkannya sangat besar, mulai dari penurunan produksi sampai dengan kematian tanaman.

Oleh karena itu, Disbun Kaltim melalui UPTD-P2TP menyelenggarakan Pelatihan Teknis Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Kelapa Sawit, dimaksudkan untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan kepada petani kelapa sawit dalam pengendalian OPT tersebut. Sebanyak 20 orang petani sawit dari kecamatan Long Ikis, Paser sebagai peserta mengikuti pelatihan tersebut.

"OPT dapat menyerang tanaman mulai dari pembibitan hingga tanaman menghasilkan, oleh karena itu kegiatan perlindungan tanaman menjadi faktor kunci dalam menjamin keberhasilan budidaya tanaman kelapa sawit", ujarnya.

Selanjutnya, peranan pengendalian hama terpadu (PHT) terhadap OPT kelapa sawit diutamakan pada upaya pelestarian dan pemanfaatan musuh alami serta penguatan kondisi tanaman. Untuk kepentingan ini sangat diperlukan pengenalan mengenai OPT utama kelapa sawit, diantaranya penyakit akar dan busuk pangkal batang serta pelaksanaan pengamatan yang berkesinambungan atas perkembangan populasi dan serangan OPT tersebut, sehingga tindakan pengendalian yang tepat dan aman dapat dilaksanakan lebih dini.

Selain itu, langkah ini juga penting dalam meminimalisir keluhan dari pasar dunia tentang kandungan bahan asing yang tidak dikehendaki dalam komoditi kelapa sawit.

"Rencananya kegiatan serupa akan dilaksanakan secara berkelanjutan, dengan harapan petani mampu melakukan pengendalian OPT pada tanaman kelapa sawit dan dapat mengaplikasikan teknologi yang ramah lingkungan", harap Etnawati.

Sebagai narasumber, dihadirkan dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Medan.

Artikel Terkait