Integrasi Sapi - Sawit Jadi Unggulan
13 Juli 2009
Admin Website
Artikel
4934
#img1#
Pola intergrasi perkebunan kelapa sawit dengan ternak sapi di padang sangat tepat dalam memenuhi program kebutuhan daging di Kaltim. Bahkan, Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak saat melihat langsung peternakan dengan sistem ini di Kecamatan Paser Belengkong tampak penuh semangat. Bahkan, meminta kabupaten/kota di Kaltim untuk dapat belajar ke Paser.
Berbagai produk ikutan pengolahan kelapa sawit maupun juga tanaman sela yang ada di kawasan perkebunan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan pakan ternak. Seperti Palm Pressing Fibre (PPF), yakni berupa hasil ikutan yang didapatkan dari proses penempaan (pressing) buah kelapa sawit setelah dilakukan perebusan (sterilisasi) dan pelepasan buah dari tandannya dengan kisaran volume berkisar 10 persen dari Tandan Buah Segara (TBS).
Palm Sludge (PS) atau lumpur sawit, yakni hasil ikutan yang diperoleh dari pencucian dan proses pemisahan CPO dan pemisahan minyak makan, volumenya berkisar 20 persen dari TBS dan Palm Kernel Cake (PKC), berupa bunkil kelapa sawit hasil ikutan dari proses pengolahan inti sawit menjadi Palm Kernel Oil (PKO) dengan berat sekitar 49,5 persen dari inti sawit dan telah digunakan secara luas untuk pakan ternak, dengan tingkat daya cerna 70 persen.
Selanjutnya, Oil Palm Fronds (OPF) adalah hasil ikutan yang diperoleh dari pelepah dan daun kelapa sawit pada penyiangan saat panen tandan buah segar dengan volume yang cukup besar. Yakni, satu pohon sawit dapat menghasilkan 22 pelepah dan daun per tahun. Tiap pelepah dan daun dapat menghasilkan 8 kilo gram bahan pakan ternak serta OPF mengandung protein kasar mendekati 15 persen.
Selain itu, produk ikutan berupa Empaty Fruit Bunch (EFB) atau tandan buah kosong dapat juga digunakan untuk pakan ternak setelah diolah dan dibuat dalam bentuk pelet serta pengkajian nilai gizinya yang tiap tandan beratnya setara dengan 35 persen dari TBS.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 13 JULI 2009