Wujudkan Petani Nelayan Tangguh
24 Juni 2011
Admin Website
Artikel
6898
TENGGARONG. Ajang Pekan Nasional (Penas) XIII Petani Nelayan 2011
merupakan langkah penting dalam upaya membentuk sekaligus menciptakan
para pelaku usaha pertanian yang tangguh dan andal serta mandiri,
khususnya petani dan nelayan.
"Melalui Penas dapat mengembangkan wawasan petani nelayan agribisnis menghadapi persaingan global. Sekaligus sebagai momentum berkembangnya profesionalisme petani nelayan dalam kerangka mewujudkan petani nelayan andal, tangguh dan mandiri," kata Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir, pada Penutupan Penas XIII Petani Nelayan 2011 di Stadion Madya Aji Imbut, Tenggarong Seberang, Kamis (23/6).
Menurut dia, petani tidak pernah meminta-minta pekerjaan kepada pemerintah tetapi malah sebaliknya, menciptakan pekerjaan. Khususnya melalui inovasi dan kreatifitas usaha pertanian yang digeluti. Karenanya, masyarakat yang berprofesi sebagai petani, nelayan maupun peternak jangan pernah merasa malu. Karena pekerjaan ini merupakan profesi mulia, bahkan sangat menentukan dalam menciptakan kondisi ketahanan pangan.
Hal ini sama dengan negara-negara lain, termasuk negara maju sekalipun yang mengutamakan dan memperhatikan kegiatan pertanian dalam upaya menciptakan serta menjaga ketahanan pangan dalam negeri. Apalagi, Indonesia yang dikenal dengan negara agraris yang didukung kondisi cuaca alam tropis memiliki lahan-lahan produktif yang potensial untuk pengembangan program pertanian. Bahkan, keanekaragaman tanaman dengan sumber daya alam serta sumber daya pertanian yang dapat dikembangkan.
"Kondisi ini tentu akan sangat menguntungkan bagi para pelaku usaha pertanian. Momen ini harus dimanfaatkan para petani, nelayan dan peternak untuk meningkatkan peranan menciptakan ketahanan pangan di daerah bahkan Indonesia," jelasnya.
Ditambahkan, diperkirakan pada tahun 2050 nanti jumlah penduduk dunia mencapai sembilan miliar orang. Dengan jumlah tersebut akan dibutuhkan pangan yang mencapai dua kali lipat dari ketersediaan pangan dunia saat ini.
"Kebutuhan orang akan ketersediaan pangan akan terus meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dunia. Karenanya, kondisi ini akan menjadi tantangan bagi para petani, nelayan maupun peternak dan pelaku usaha pertanian lain untuk menjadi petani nelayan andal, tangguh dan mandiri serta produktif," kata Winarno Tohir.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
"Melalui Penas dapat mengembangkan wawasan petani nelayan agribisnis menghadapi persaingan global. Sekaligus sebagai momentum berkembangnya profesionalisme petani nelayan dalam kerangka mewujudkan petani nelayan andal, tangguh dan mandiri," kata Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir, pada Penutupan Penas XIII Petani Nelayan 2011 di Stadion Madya Aji Imbut, Tenggarong Seberang, Kamis (23/6).
Menurut dia, petani tidak pernah meminta-minta pekerjaan kepada pemerintah tetapi malah sebaliknya, menciptakan pekerjaan. Khususnya melalui inovasi dan kreatifitas usaha pertanian yang digeluti. Karenanya, masyarakat yang berprofesi sebagai petani, nelayan maupun peternak jangan pernah merasa malu. Karena pekerjaan ini merupakan profesi mulia, bahkan sangat menentukan dalam menciptakan kondisi ketahanan pangan.
Hal ini sama dengan negara-negara lain, termasuk negara maju sekalipun yang mengutamakan dan memperhatikan kegiatan pertanian dalam upaya menciptakan serta menjaga ketahanan pangan dalam negeri. Apalagi, Indonesia yang dikenal dengan negara agraris yang didukung kondisi cuaca alam tropis memiliki lahan-lahan produktif yang potensial untuk pengembangan program pertanian. Bahkan, keanekaragaman tanaman dengan sumber daya alam serta sumber daya pertanian yang dapat dikembangkan.
"Kondisi ini tentu akan sangat menguntungkan bagi para pelaku usaha pertanian. Momen ini harus dimanfaatkan para petani, nelayan dan peternak untuk meningkatkan peranan menciptakan ketahanan pangan di daerah bahkan Indonesia," jelasnya.
Ditambahkan, diperkirakan pada tahun 2050 nanti jumlah penduduk dunia mencapai sembilan miliar orang. Dengan jumlah tersebut akan dibutuhkan pangan yang mencapai dua kali lipat dari ketersediaan pangan dunia saat ini.
"Kebutuhan orang akan ketersediaan pangan akan terus meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dunia. Karenanya, kondisi ini akan menjadi tantangan bagi para petani, nelayan maupun peternak dan pelaku usaha pertanian lain untuk menjadi petani nelayan andal, tangguh dan mandiri serta produktif," kata Winarno Tohir.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM